Dermaga Tawiri Senilai Rp 121 Miliar Resmi Dibuka

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani meresmikan penataan kawasan Dermaga Tawiri dan revitalisasi kawasan Pantai Wainitu di Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, Maluku.

Ini merupakan dermaga pengganti setelah Dermaga TNI AL yang berasa di Desa Halong dipindahkan karena kapal perang mereka yang memilki tonase besar tidak dapat bersandar karena ada pembangunan Jembatan Merah Putih. Basuki menjelaskan bawa Dermaga Tawiri dibangun menggunakan dana dari APBN khususnya yang bersumber dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).

Basuki mengaku mengajak Menteri Sri Mulyani untuk melaporkan hasil pembangunan infrastruktur khususnya yang didanai melalui SBSN Provinsi Maluku. SBSN merupakan salah satu instrumen untuk pembiayaan selain instrumen langsung kepada kementerian/lembaga. Sri Mulyani mengungkapkan akan menciptkan ketahanan ekonomi, pemerintahan tidak dapat hanya bergantung pada satu instumen saja.

Menurut Sri Mulyan saat ini ada beberapap pilihan pembangunan, khusunya mengenai pembiayaan proyek. Ia berharap dengan peresmian tersebut dapat meningkatkan perekonomian di daerah dan bagian dari hadirnya negara dalam membangun kawasan timur Indonesia.

Selain itu, ini merupakan salah satu bentu komitmen dari Presiden Joko Widodo untuk membangun Indonesia dari pinggiran. Hal ini terbukti dari kehadiran Jokowi yang sering berkunjung ke wilayah timur Indonesia. Kinjungan tersebut guna memastikan seluruh proyek dapat terselesaiskan sesuai target.

Penataan Kawasan Dermaga Tawiri berupa pembangunan Dermaga TNI AL yang dilengkapi kantor, gudang senjata, pos jaga, serta klinik. Nggaran pembangunan tersebut mencapai Rp 121 miliar dengan dana yang berasal dari SBSN tahun 2017-2018. Dermahha Tawiri dikerjakan oleh kontraktor PT Brantas Abipraya dengan konsultan PT Yodya Karya.

Pembangunan dermaga tersebut beserta sarana dan prasaran penunjang lainnya bertujuan untuk melayani kapal yang bersandar dengan tonase besar milik TNI AL yang tidak dapat melintas di bawah Jembatan Merah Putih.

Pada tahun 2018 penataan ditambah dengan pembangunan mess bagi para perwira, bintara dan tamtama yang dilengkapi furnitur dengan anggarann total Rp 20,1 miliar dnegan kontraktor PT Adhidaya Evaniatama.