Perusahaan raksasa teknologi asal Amerika Serikat, Intel Corp. baru-baru ini mengumumkan pembatalan rencana pembangunan pabrik chip senilai US$25 miliar atau sekitar Rp407,5 triliun di Israel. Berita ini pertama kali dilaporkan oleh situs berita keuangan terkemuka Israel, Calcalist. Keputusan ini menjadi sorotan di tengah dinamika industri semikonduktor global yang terus berkembang.
Proyek besar yang direncanakan Intel ini awalnya dijadwalkan untuk dibangun di Kiryat Gat, sebuah kota di Israel selatan. Lokasi ini sudah menjadi rumah bagi pabrik manufaktur Intel lainnya, termasuk Fab 28 yang memproduksi teknologi Intel 7 atau chip 10 nanometer.
Proyek baru yang diberi nama Fab 38 ini diharapkan akan memulai operasi pada tahun 2028 dan berlanjut hingga 2035, dengan potensi untuk meningkatkan kapasitas produksi Intel secara signifikan.
Namun, dalam pernyataannya, Intel menegaskan bahwa pembatalan ini merupakan bagian dari penyesuaian terhadap perubahan jadwal dan kondisi pasar yang tidak terduga.
“Mengelola proyek berskala besar, terutama di industri kami, sering kali melibatkan adaptasi terhadap perubahan jadwal. Keputusan kami didasarkan pada kondisi bisnis, dinamika pasar, dan pengelolaan modal yang bertanggung jawab,” ungkap Intel dalam keterangan resminya yang dikutip dari Reuters, Selasa (11/6/2024).
Meskipun proyek ini dibatalkan, Intel menegaskan komitmennya terhadap Israel. Perusahaan menyatakan bahwa Israel tetap menjadi salah satu lokasi utama mereka untuk manufaktur dan penelitian dan pengembangan (R&D).
Intel saat ini mengoperasikan empat lokasi pengembangan dan produksi di negara tersebut dan mempekerjakan hampir 12.000 orang di Israel. Ini menunjukkan pentingnya Israel dalam strategi global Intel, khususnya dalam pengembangan teknologi chip dan peningkatan kapasitas produksi mereka.
Pada bulan Desember sebelumnya, pemerintah Israel telah setuju untuk memberikan Intel hibah sebesar US$3,2 miliar untuk mendukung pembangunan pabrik baru ini. Ini adalah salah satu bentuk dukungan pemerintah Israel untuk mendorong investasi dan memperkuat posisi negara tersebut dalam industri semikonduktor global.
Pembatalan ini tidak hanya mengejutkan banyak pihak tetapi juga memicu spekulasi mengenai alasan di balik keputusan ini. Dalam konteks ini, Intel menyebutkan bahwa keputusan tersebut dibuat dengan mempertimbangkan kondisi bisnis yang ada, dinamika pasar, serta pengelolaan modal yang bertanggung jawab. Ini mengindikasikan bahwa perubahan dalam pasar global semikonduktor dan kondisi ekonomi mungkin telah mempengaruhi rencana besar ini.
Selain itu, keputusan ini juga bisa jadi mencerminkan strategi Intel untuk beradaptasi dengan permintaan dan penawaran di pasar yang terus berubah, serta fokus pada lokasi-lokasi strategis lainnya yang dapat memberikan keuntungan kompetitif.
Ke depan, Intel tampaknya akan terus menilai ulang dan mengatur strategi investasinya dengan cermat. Dengan pembatalan proyek ini, perusahaan mungkin akan mencari peluang lain atau menyesuaikan rencana mereka untuk memenuhi kebutuhan pasar global yang dinamis.
Dalam situasi yang serba tidak pasti ini, Intel tetap berkomitmen untuk memainkan peran penting di industri semikonduktor dan menjaga posisinya sebagai pemimpin teknologi global. Keputusan ini, meski mengejutkan, mencerminkan ketangkasan Intel dalam menavigasi tantangan dan peluang di pasar yang terus berkembang.
Demikian informasi seputar Keputusan final Intel Corp membatalkan pembangunan pabrik chipnya di Israel. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Indopreneur.Org.