Neraca perdagangan eksport impor telah stabil. Ini terkait dengan kebijakan yang diambil oleh pemerintahan. Adanya ini juga membuat neraca stabil. Neraca dagang yang stabil karena kebijakan. Di bulan Oktober kembali tidak stabil karena ada faktor pembangunan yang membuat Negara harus impor mesin.
Defisit ini akan terus terjadi jika saja tidak ada kebijakan baru yang membuat Negara membutuhkan impor. Impor mesin digunakan untuk memnuhi pembangunan. Ada banyak pembangunan yang belum terselesaikan dan ini menjadi salah satu yang harus dihadapi.
Deficit ini terjadi akibat dari neraca ekspor dan import tidak seimbang. Memang ada kenaikan eksport dari barang nonmigas. Hanya saja kenaikan tersbut diikuti juga dengan kenaikan impor.
Ada PR besar untuk menutup defisit ini. Tentunya ini dengan kebijakan yang baru, namun perlu diperhitungkan kembali bagaimana hasil kedepanya.
Ada juga sektor pertambangan yang juga ikut serta andil dalam menaikan ekspor. Dengan hal tersebut sebenarnya neraca perdagangan masih stabil meskipun ini menjadi defisit.
Badan Pusat Statistik mencatat bahwa adanya neraca yang defisit. Pembangunan di Indonesia sangat pesat. Bahkan di era pemerintahan Jokowi ini menjadi lebih baik. Ada banyak hal yang bisa diharapkan. Yaitu kebijakan beliau dengan beberapa menteri. Tentunya ini juga didukung oleh masyarakat.
Kebutuhan impor kita juga naik dengan adanya impor dari alat-alat berat. Dengan ini juga menjadikan Indonesia masih membutuhkan alat impor untuk membuat infrastruktur besar-besaran.
Indonesia memiliki banyak project di era pemerintahan Jokowi dan ini merupakan PR bagi para menteri dengan membuat kebijakan. Ini akan menjadi jangka panjang yang cukup bagus. Namun tidak dengan neraca dagang yang defisit.