Bambang Soesatyo optimis perekonomian Indonesia mampu berada di peringkat ke 5 dunia setelah China, Amerika Serikat, India, dan Jepang. Hal ini bukan tanpa alasan karena berdasarkan kajian dari Statista yang memanfaatkan berbagai indikator ekonomi dari International Monetary Fund (IMF). Menurut Bamsoet kajian tersebut memiliki akuras yang terpercaya.
“Kajian yang dimuat dalam portal Statista menggunakan berbagai indikator ekonomi yang bersumber dari IMF, seperti keseimbangan kemampuan berbelanja negara (purchasing power parity) dan international dollars sehingga akurasi-nya sangat terpercaya,” ujar dia, dikutip dari Antara, Selasa 10 Mei.
Namun demikian Bamsoet mengingatkan bahwa prediksi tersebut tetap diperlukan kerja keras dari berbagai pihak mulai dari pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha.
“Diperlukan juga dukungan dan situasi politik dalam negeri yang kondusif serta stabil atau terjaga dengan baik,” lanjut Bamsoet.
Ekonomi Indonesia masuk peringkat 5 dunia sudah sesuai prediksi karena Badan Pusat Statistik (BPS) juga telah melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2022 sebesar 5,01 persen secara year on year (Yo). Kondisi tersebut meningkat dibandingkan pada kuartal I tahun 2021 yang terkontraksi minus 0,70 persen.
Selain itu, faktor lain yang mendukung kekuatan ekonomi Indonesia berada di peringkat 5 dunia adalah konsumsi rumah tangga yang membaik. Selain dari basis fundamental ekonomi, potensi lainnya yang mampu meningkatkan ekonomi Indonesia antar lain jumlah penduduk yang mencapai 270 juta jiwa.
Dari jumlah tersebut, 20 persen di antaranya atau sekitar 50-60 juta jiwa tergolong sebagai kelas menengah. Di samping itu, Indonesia sedang mengalami masa keemasan demografi karena usia produktif yakni usia 15-64 tahun mendominasi jumlah penduduk Indonesia. Seperti yang kita ketahui bahwa usia produktif salah satu faktor sebuah negara mampu bangkit dan kuat dalam perekonomian negara tersebut.
sumber: VOI.id