Dylan Wilcoxen Bintang Muda Selancar Indonesia yang Mengguncang Dunia

Dylan Wilcoxen Bintang Muda Selancar Indonesia

Dylan Wilcoxen, nama yang kini menjadi sorotan di dunia selancar internasional, adalah bukti bahwa bakat, lingkungan, dan dedikasi dapat menciptakan atlet luar biasa. Di usia yang masih sangat muda, peselancar asal Indonesia ini telah menorehkan prestasi gemilang, termasuk kemenangan di Nias Pro 2025, yang menempatkannya sebagai salah satu talenta paling menjanjikan di kancah global.

Asal dan Umur Dylan Wilcoxen

Dylan Dean Wilcoxen lahir pada 1 Mei 2009, di Padang, Indonesia, dan kini berusia 16 tahun. Ia besar di lingkungan yang tak biasa: Kepulauan Mentawai, salah satu destinasi selancar terbaik di dunia. Tinggal di Kandui Resort, yang dikelola oleh ayahnya, Dylan memiliki akses tak terbatas ke ombak kelas dunia seperti Kandui Left, Rifles, dan Pistols.

Lingkungan ini membentuknya menjadi peselancar dengan insting alami dan gaya yang memukau. Meski lahir di Indonesia, Dylan memiliki darah Amerika dari sang ayah, menjadikannya figur unik yang mewakili Indonesia di panggung internasional.

Orang Tua dan Latar Belakang Keluarga

Ayah Dylan, Raymond “Ray” Wilcoxen, adalah tokoh kunci di balik kesuksesan putranya. Ray, mantan peselancar asal California, adalah co-owner Kandui Resort, sebuah tempat peristirahatan mewah bagi para peselancar di Mentawai. Ray tidak hanya menjadi mentor, tetapi juga pelatih utama Dylan, memberikan dorongan dan izin untuk mengejar ombak setiap hari.

Julukan “All-Day Dylan” sendiri terinspirasi dari gaya hidupnya yang tak pernah lelah mengejar ombak, sebuah warisan dari semangat “All-Day Ray” milik sang ayah. Keluarga Wilcoxen, termasuk saudara-saudara Dylan yang juga peselancar, menciptakan lingkungan kompetitif namun mendukung, di mana Dylan belajar sejak kecil untuk menaklukkan ombak dengan keberanian dan ketepatan.

Dylan menjalani pendidikan homeschooling, yang memungkinkannya fokus pada selancar tanpa terikat jadwal sekolah formal. Kombinasi antara lingkungan Mentawai yang kaya akan ombak dan bimbingan keluarga membuatnya memiliki latar belakang yang ideal untuk menjadi atlet selancar profesional.

Perjalanan sebagai Atlet Selancar

Dylan mulai berselancar sejak masih balita, berdiri di atas papan panjang bersama ayahnya. Pada usia 9 tahun, ia sudah mengikuti kompetisi pertamanya, menghadapi peselancar berusia 16 tahun dan memenangkan hadiah uang tunai. Keberaniannya di usia muda ini menunjukkan potensi besar yang kini terbukti. Dylan dikenal karena kemampuannya menaklukkan barrel (tabung ombak) dengan gaya yang halus namun penuh kekuatan, sering dibandingkan dengan legenda seperti John John Florence dan Bruce Irons.

Dylan Wilcoxen - IG
Dylan Wilcoxen – IG

Gaya selancar Dylan tidak hanya tentang teknik, tetapi juga kreativitas. Ia sering bereksperimen dengan manuver seperti switch-stance tube riding atau bahkan berselancar dengan posisi duduk (butt-boarding) di dalam barrel. Kemampuan ini membuatnya menonjol di media sosial, dengan pengikut Instagram-nya (@alldaydylan) yang mencapai lebih dari 16.500 orang, termasuk pujian dari peselancar ternama seperti Josh Kerr, Barton Lynch, dan Koa Smith.

Kejuaraan dan Prestasi

Kemenangan terbesar Dylan hingga saat ini adalah di Nias Pro 2025 World Surf League (WSL) Qualifying Series (QS) 6000, yang berlangsung di Pantai Sorake, Nias Selatan, pada 21-28 Juni 2025. Dalam final melawan Lennix Smith dari Australia, Dylan mencetak skor total 12.83 (7.50 + 5.33), mengungguli lawannya yang hanya memperoleh 10.10.

Kemenangan ini menjadikannya peselancar Indonesia pertama sejak Rio Waida pada 2023 yang memenangkan Nias Pro, sekaligus juara termuda dalam sejarah ajang tersebut. Dua hari kemudian, Dylan kembali menang di Nias Pro Junior 2025, mencatatkan skor 13.10 dan menambah trofi ke koleksinya.

Selain Nias Pro, Dylan juga menunjukkan performa cemerlang di Krui Pro 2025, finis di posisi ke-13 dengan 1.728 poin, serta di Rip Curl GromSearch Indonesia 2023. Ia juga memenangkan BL Blast-Off GoPro Video Challenge untuk kategori usianya selama tiga tahun berturut-turut (2021-2023), termasuk gelar Overall 14s pada 2022 saat ia baru berusia 13 tahun. Prestasi ini menegaskan konsistensinya sebagai atlet selancar muda yang berbakat.

Ranking dan Posisi di WSL

Kemenangan di Nias Pro 2025 melambungkan Dylan ke peringkat 1 klasemen WSL QS Asia dengan total 7.728 poin, naik drastis dari posisi keenam setelah Krui Pro. Saat ini, ia berada di peringkat 2 dunia pada musim WSL QS 2025/2026, dengan total 8.592 poin dari tiga event, termasuk Siheung Korea Open QS 6000.

Posisi ini menempatkannya hanya satu event lagi dari kualifikasi ke Challenger Series, kasta kedua tertinggi WSL yang menjadi jalan menuju Championship Tour (CT), kompetisi elit dunia selancar. Dengan usia yang masih muda, Dylan memiliki peluang besar untuk mencapai CT, mengikuti jejak Rio Waida sebagai peselancar Indonesia pertama di level tersebut.

Tantangan dan Rencana ke Depan

Meski tinggal di “Disneyland-nya selancar”, Mentawai, Dylan menghadapi tantangan unik. Kompetisi regional di Indonesia relatif terbatas dibandingkan di negara seperti Brasil atau Florida, yang memiliki banyak ajang lokal dan persaingan ketat. Untuk mengasah kemampuannya, Dylan dan ayahnya sengaja mencari ombak buruk (onshore) agar ia terbiasa dengan kondisi sulit.

Menurut pelatih profesional Matt Myers, peselancar dari daerah dengan ombak kurang ideal cenderung lebih kompetitif karena terlatih dalam kondisi menantang. Dylan, bagaimanapun, harus mengimbangi keunggulan lingkungannya dengan disiplin dan kerja keras untuk bersaing di level global.

Rencana ke depan Dylan termasuk tampil di Siheung Korea Open QS 6000 pada Juli 2025, dengan target mengamankan tiket ke Challenger Series. Dukungan dari sponsor seperti Rip Curl, …Lost, dan DaKine juga memperkuat perjalanannya. Seperti yang tertulis di profil Rip Curl-nya, “Kisah Dylan masih jauh dari selesai,” dan dunia menantikan langkahnya berikutnya.

Kemenangan Dylan di Nias Pro 2025 bukan hanya prestasi pribadi, tetapi juga simbol potensi Indonesia sebagai pusat selancar dunia. Dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia dan spot legendaris seperti Nias, Mentawai, dan Uluwatu, Indonesia memiliki fondasi kuat untuk mencetak atlet kelas dunia.

Dylan menginspirasi generasi muda, terutama dari daerah pesisir, untuk mengejar mimpi di atas ombak. Keberhasilannya juga mendorong sport tourism di Indonesia, meningkatkan ekonomi lokal melalui event seperti Nias Pro.

Dylan Wilcoxen adalah fenomena muda yang menggabungkan bakat alami, lingkungan ideal, dan semangat pantang menyerah. Dari Mentawai ke panggung dunia, perjalanannya sebagai atlet selancar telah mengukir sejarah, dengan kemenangan di Nias Pro 2025 sebagai puncak prestasi sejauh ini.

Di usia 16 tahun, ia telah menjadi juara dan menduduki ranking puncak di Asia, dengan mimpi besar menuju Championship Tour. Dengan dukungan keluarga, komunitas selancar, dan sponsor, Dylan siap mengukir lebih banyak prestasi dan mengharumkan nama Indonesia. Pantau terus perjalanan Dylan Wilcoxen, karena bintang ini baru saja mulai bersinar!