Penurunan produksi minyak dan gas nasioal semakin hari terus terus terjadi. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor, salah satunya adalah tidak adanya cadangan migas baru yang ditemukan. Cadangan migas yang sudah diproduksi dan hasilnya terus menurun sebenarnya dibutuhakan pengganti cadangan migas baru yang besar.
Kepala Satuan Kera Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas), Amien Sunaryadi mengungkapkan bahwa pada akhir tahun terdapat rasio cadangan pengganti baru mencapai 108%. Namun jumlah tersebut belum dapat mencukupi kebutuhan minyak mentah Indonesia.
Amien menjelaskan bahwa yang dibutuhkan negara sebenarnya adalah cadangan minyak paling tidak mencapai 2000%, bukan sekedar 100%. Jika tersedia 108% maka dipastikan Indonesia akan impor dari luar.
Yang dibutuhkan saat ini adalah mencari cadangan minyak baru. Terdapat dua cara yang harus dilakukan SKK Migas, antara lain dengan menambah data yang sudah dilakukan sejak tahun 2017. Data subsurface tersebut kemudian dipelajari para geologis Indonesia dan kemudian hasil dari analisa tersebut akan menunjukan Indonesia masih memiliki lokasi dengan potensi cadangan minyak dan gas baru. Beberapa wilayah yang memiliki potensi tersebut adalah Sumatera dan Papua.
Cara selanjutnya adalah dengan mencari investor yang mau mengembangkan potensi cadangan migas yang ada. Yakni dengan menawarkan langsung daya subsurfave kepada perusahaan migas global.
Amien menambahkan bahwa selama ini SKK Migas telah melakukan kunjungan ke kantor pusat Repsol yang berada di Spanyol. Kunjungan tersebut bertujuan untuk menawarkan data subsurface. Dari kunjungan tersebut, Repsol mengirimkan tujuh orang untuk mengunjungi Kantor SKK Migas yang berada di Jakarta guna mempelajari lebih lanjut data subsurface tersebut.
Selama tiga hari perwakilan dari Repsol tersebut mempelajari data tersebut dan mereka merasa puas karena Indonesia masih memiliki potensi yang diharapkan para stake holder dan mereka sedang merinci investasi untuk Indonesia.
Menurut Amien, selain Repsol SKK Migas juga akan berkunjung ke Beijing guna bertemu dengan CNPC, Sinopec, dan CNOOC. Setelah itu, SKK Migas juga berkunjung ke PTT Thailand untuk menawarkan potensi cadangan migas yang ada di Indonesia.