Sudah hampir 10 tahun terakhir Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi salah satu daerah dengan perkembangan investasi terbilang pesat di Indonesia.
Investasi di NTT memang masih tertuju di beberap sektor unggulan karena memang bersinggungan dengan pariwisata seperti bisnis properti, ritel dan perhotelan.
Hingga bulan Agustus 2018 untuk sektor bisnis pariwisata sudah ada Sembilan hotel berbintang yang beroperasi di Kupang, belum lagi tiga pusat perbelanjaan, rumah sakit, sekolah dan sekitar 650 rumah toko (ruko) dengan nilai investasi mencapai triliunan.
Beberapa investasi tersebut belum termasuk dengan investasi seperti di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai hingga Pulau Sumba, apalagi saat ini beberapa kawasan tersebut sudah menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Indonesia.
Menurut data dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP), untuk nilai realisasi investasi di NTT 2017 mencapai Rp4,4 triliun. Investasi antara lain dalam bidang pariwisata, perkebunan tebu, tambak garam, pabrik pengiolahan mangan, pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), konstruksi, dan hotel.
Dari beragamnya bentuk investasi itu tercatat dari penanaman modal asing (PMA) senilai Rp963,4 miliar dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) Rp3,4 triliun.
Realisasi investasi dari investor dalam negeri selama 2017 meningkat 41,09% jika dibandingkan dengan realisasi investasi 2016 yang mencapai Rp3,1 triliun. Namun, realisasi PMA 2017 menurun jika dibandingkan dengan 2016 yang mencapai Rp1,8 triliun.
Di masa era Presiden Joko Widodo memang dalam masa kepemimpinannya pembangunan infrastruktur benar-benar digenjot untuk mampu memaksimalkan potensi daerah. Investasi pariwisata di NTT memang sangat kondusif dan bisa dibilang berjalan dengan lancar. Hal yang masih menjadi permasalahan investasi di NTT terkadang yaitu permasalahan lahan.
Lahan terkadang masih menjadi tanah sengket atau bahkan lahan merupakan tanah ulayat yang kepemilikannya lebih dari satu orang. Permasalahan seperti inilah yang harusnya mampu diselesaikan secepat mungkin agar nantinya investor mau datang dan melakukan investasi di NTT.