Konstruksi PLTA Kayan akan dimulai pada akhir tahun 2019.
PT Kayan Hidro Energi (KHE) selaku investor utama dari pembangunan mega proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air di Sungai Kayan, tengah melakukan pengurusan perizinan pengerukan sungai dan Galian C guna memudahkan pra konstruksi PLTA Sungai Kayan.
Pengerukan itu dilakukan agar kapal yang membawa peralatan material dapat sampai ke lokasi karena sungai yang akan dilewati kapal tersebut cukup dangkal dan dikhawatirkan akan membuat kapal kandas jika tidak dikeruk.
Pengurusan izin PLTA Kayan dipercepat
Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Irianto Lambrie mengimbau untuk dilakukan percepatan pengurusan izin pendukung PLTA Sungai Kayan yang berada di Kecamatan peso, Kabupaten Bulungan.
Imbauan itu disampaikan irianto agar proses izin cepat selesai sehingga proses pembangunan PLTA Kayan di Kecamatan Peso dapat berjalan dengan lancar.
“Karena jika tidak dikeruk, tentu kapalnya tidak akan bisa sampai ke lokasi. Itu kan pontonnya besar, bisa kandas kalau sungainya tidak dikeruk. Nah, ini yang memerlukan izin,” papar Irianto pada Senin (9/9/2019). Seperti dikutip dari Prokal.co.
Irianto mengatakan, saat ini PT KHE tengah berada di China untuk mengangkut beberapa material yang akan digunakan untuk pra konstruksi PLTA di Sungai Kayan.
“Saya tanya beberapa waktu lalu, katanya sekitar 15 hari hingga sebulan ke depan, kapalnya mungkin baru sampai di Tarakan. Karena mereka masih ada singgah-singah,” tambah Irianto.
Pembangunan PLTA Kayan ditargetkan dapat menjadi PLTA dengan kapasitas yang sangat besar yakni mencapai 9.000 megawatt (MW).
“Apalagi yang kita punya ini, akan membutuhkan tenaga kerja yang sangat banyak. bisa ribuan orang hingga puluhan ribu orang,” ungkapnya.
Kendati demikian, dari segi tenaga ahli tidak bisa dipenuhi dari dalam negeri karena belum ada. Sehingga beberapa tenaga ahli dengan kemampuan tertentu akan diambli dari China.
Sementara itu, untuk mengeksekusi mega proyek tersebut, PT KHE akan menjalin kerjasama dengan beberapa perusahaan lain guna melancarkan proses pembangunan tersebut.
“Pastinya, janji mereka (PT KHE), tahun ini sudah bisa mulai bekerja, yang penting izin di kita tidak diperlambat. Makanya izin mereka saya minta dipercepat, terlebih jika hanya rekomendasi,” terang Irianto.
Sebagai informasi, PT KHE telah meneken perjanjian dengan unit usaha Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yakni PT Adhi Karya dan PT Pelabuhan IV pada pertengahan Agustus silam.
Selain itu, PT KHE juga melakukan perjanjian dengan Powerchina serta Central Asia Capital Ltd. Agar mau mengucurkan dana investasi untuk membangun PLTA Kayan.
Direktur Operasional PT Kayan Hidro Energi Khaerony mengungkapkan besaran investasi yang diperlukan untuk membangun PLTA Kayan berada dalam rentang 2,3 hingga 2,7 dolar Amerika Serikat (AS) tergantung pada kebutuhan insfratruktur.
“Kurang lebih bendungan itu investasi 1 MW-nya 2,3-2,7 juta dolar AS,” terang Khaerony.