Daftar Isi
PT Pupuk Indonesia (Persero) merencanakan revitalisasi sejumlah pabrik untuk meningkatkan efisiensi produksi, mengingat sebagian besar pabrik urea mereka sudah beroperasi lebih dari 30 tahun.
Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi mengungkapkan bahwa rata-rata konsumsi gas di pabrik-pabrik tersebut lebih tinggi daripada standar global. Konsumsi gas pada pabrik yang berusia lebih dari 30 tahun mencapai 32,2 MMBTU per ton urea, sedangkan standar global hanya 28 MMBTU per ton.
Strategi Revitalisasi Pupuk Indonesia untuk Tingkatkan Efisiensi Produksi
Untuk menanggulangi masalah ini, Pupuk Indonesia akan melakukan revitalisasi pabrik dengan memodernisasi pabrik yang sudah tua dan membangun pabrik baru. Rahmad Pribadi menekankan bahwa strategi ini bertujuan untuk menekan biaya produksi, yang pada akhirnya akan menjaga harga pupuk subsidi dan nonsubsidi agar tetap terjangkau bagi petani.
Sejak 2003, Pupuk Indonesia belum melakukan pembangunan pabrik baru, sehingga revitalisasi menjadi langkah penting untuk meningkatkan efisiensi.
Pupuk Indonesia memproyeksikan bahwa melalui revitalisasi, konsumsi gas dapat ditekan menjadi 25 MMBTU per ton urea pada tahun 2035. Dengan efisiensi ini, perusahaan berharap dapat menurunkan biaya produksi secara signifikan, yang akan berdampak pada penurunan harga jual pupuk untuk petani.
Selain revitalisasi pabrik-pabrik yang ada, Pupuk Indonesia juga telah memulai pembangunan Pabrik Pusri IIIB melalui PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri). Pabrik ini direncanakan rampung pada tahun 2027 dan akan menggantikan pabrik lama dengan infrastruktur yang lebih modern dan efisien.
Pusri IIIB diperkirakan mampu mengurangi konsumsi gas dari 32 MMBTU per ton menjadi 21,7 MMBTU per ton urea, yang setara dengan penghematan biaya produksi sekitar Rp 1,5 triliun per tahun.
Revitalisasi pabrik-pabrik milik Pupuk Indonesia menjadi langkah strategis untuk meningkatkan efisiensi produksi dan menekan biaya operasional.
Dengan rencana pembangunan pabrik modern seperti Pusri IIIB, perusahaan berharap dapat menciptakan sistem produksi yang lebih efisien dan ramah biaya, yang pada akhirnya memberikan manfaat bagi petani Indonesia.
Demikian informasi seputar pengembangan Pupuk Indonesia. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Indopreneur.Org.