Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I-2023 tumbuh sebesar 5,03% secara year on year (yoy). Pulau Jawa masih menjadi penyumbang terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan dominasi struktur ekonomi spasial sebesar 57,16% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Sementara itu, Pulau Sumatera menempati urutan kedua dengan persentase sebesar 21,82%, diikuti Pulau Kalimantan dengan 9%, Pulau Sulawesi dengan 6,87%, Pulau Bali dan Nusa Tenggara sebesar 2,68%, serta Pulau Maluku dan Papua sebesar 2,46%.
Menurut Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh Edy Mahmud, pertumbuhan ekonomi di sebagian besar provinsi menunjukkan penguatan setelah kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dicabut pada 30 Desember 2022.
Pada kuartal I, terjadi penguatan pertumbuhan ekonomi Indonesia, khususnya di Pulau Sulawesi sebesar 7%, Kalimantan 5,79%, Sumatera 4,79%, Pulau Bali dan Nusa Tenggara 4,74%. Namun, kelompok provinsi di Pulau Jawa serta Pulau Maluku dan Papua mengalami perlambatan pertumbuhan masing-masing sebesar 4,96% dan 1,95%.
Berakhirnya kebijakan PPKM pada akhir 2022 turut mendorong ekonomi Indonesia. Hal ini tercermin dari meningkatnya mobilitas penduduk dengan peningkatan jumlah penumpang di semua moda transportasi seperti angkutan rel naik 69,37%, laut 13,30%, dan angkutan udara 58,18%. Selanjutnya, stabilitas daya beli juga terjaga dengan inflasi terkendali, indeks penjualan ritel tumbuh, penjualan mobil secara wholesale naik, penjualan sepeda motor naik, penerimaan Pph pasal 21 tumbuh, serta nilai transaksi uang elektronik dan kartu kredit mengalami pertumbuhan. Diharapkan dengan pemulihan Ekonomi Indonesia ini, Indonesia dapat terus mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang sehat dan berkelanjutan di masa yang akan datang.