Libur Lebaran tahun ini menjadi momen yang dinantikan oleh banyak orang untuk berlibur setelah lama terkurung di rumah akibat pandemi COVID-19. Tidak heran jika kamar hotel di seluruh Indonesia kini penuh dengan tamu yang berlibur bersama keluarga atau teman-teman mereka.
Menurut Johnnie Sugiarto, Wakil Ketua Umum Destinasi Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI), tingkat keterisian hotel saat ini mencapai 80%, bahkan ada yang mencapai 90%. Hal ini terjadi karena libur Lebaran cukup panjang dan pemerintah memperkirakan jumlah masyarakat yang mudik tahun ini mencapai 123 juta orang.
Penuhnya keterisian kamar hotel tidak hanya terjadi di tempat tujuan mudik, tapi hampir merata di seluruh wilayah Indonesia. Banyak orang dari daerah Palembang, Jawa Tengah, dan lainnya yang memilih berlibur ke Jakarta atau tempat-tempat wisata populer lainnya.
Meskipun tingkat keterisian kamar hotel mencapai puncaknya sejak pandemi COVID-19, Johnnie Sugiarto mengklaim bahwa para pengusaha hotel tidak menaikkan harga kamar. Mereka memilih untuk menyewakan kamar dengan harga yang sama seperti biasanya, karena mereka tengah berusaha bangkit setelah terdampak pandemi COVID-19.
“Jadi kan hotel kan banyak. Terus ini kan istilahnya baru bangkit, semua orang pengin jual semua kamar biar bisa terisi. Kalau dia naikin harga takutnya orang lari ke hotel lain kan,” ujar Johnnie Sugiarto. Prediksi terbaru menyatakan bahwa puncak keterisian kamar hotel akan terjadi pada tanggal 23 April.
Namun, sejak tanggal 18-19 April kamar hotel sudah mulai terisi banyak oleh tamu yang mengambil cuti bersama keluarga atau teman-teman mereka. Hal ini memberikan angin segar bagi para pengusaha hotel yang selama ini terdampak pandemi COVID-19. Diharapkan, tren ini akan berlanjut dan industri pariwisata di Indonesia dapat segera pulih sepenuhnya.