Presiden Jokowi (Joko Widodo) kembali melakukan pertemuan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang memfokuskan bahasan pada perang dan upaya perdamaian. Selain itu, salah satu topik penting yang dibahas adalah mengenai ekspor pangan dari Ukraina, terutama komoditas gandum, yang terkendala akibat konflik dengan Rusia.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi mengungkapkan dukungan terhadap perpanjangan Black Sea Grain Initiative. Inisiatif ini dianggap krusial untuk memperlancar distribusi hasil gandum Ukraina ke seluruh dunia, termasuk ke Indonesia.”Saya sambut baik perpanjangan Black Sea Grain Initiative selama 2 bulan. Ini sangat penting untuk kelancaran rantai pasok gandum dunia,” ujar Jokowi dalam keterangannya.
Black Sea Grain Initiative merupakan kesepakatan yang melibatkan Rusia, Ukraina, Turki, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai penengah. Melalui kesepakatan ini, pihak terkait berkomitmen untuk memastikan pengiriman gandum dari Ukraina melalui Pelabuhan Laut Hitam. Kesepakatan tersebut telah berhasil mengirimkan jutaan ton gandum melalui pelabuhan tersebut sejak Juli lalu, dan kini telah diperpanjang selama dua bulan.
Selain itu, pertemuan Presiden Jokowi dan Presiden Zelensky ini juga membahas tentang bantuan kemanusiaan. Indonesia telah berkomitmen untuk berkontribusi dalam perbaikan salah satu rumah sakit di Ukraina. Pemerintah Indonesia sedang melakukan koordinasi dengan Bank Dunia dan Kementerian Kesehatan Ukraina terkait hal ini. Tidak hanya itu, Presiden Jokowi juga menegaskan bahwa Indonesia terus mendukung upaya perdamaian di Ukraina dan bahkan siap menjadi jembatan perdamaian antara Ukraina dan Rusia.
Dalam menghadapi tantangan ekspor pangan Ukraina dan upaya perdamaian di negara tersebut, Indonesia memberikan dukungan nyata melalui pertemuan ini. Dengan partisipasi aktif Indonesia, diharapkan kerja sama internasional dapat memberikan solusi dan membawa perdamaian serta kemajuan bagi Ukraina.