Buntut Tiket Candi Borobudur Rp750 Ribu, Sandiaga: Tidak Dikomersilkan

candi borobudur

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menjelasakan keputusan penentuan tiket naik ke stupa Borobudur sebesar Rp750 ribu sesuai dengan pertimbangan untuk menjaga kelestarian peninggalan bersejarah.

Kebijakan tersebut juga bertujuan untuk menjaga sisi ekonoi dan berpihak kepada rakyat. Namun demikian, pemerintah akhirnya menunda penerapan rencana kenaikan tersebut karena mendapat masukan dari berbagai pihak.

“Kami tidak ingin berempati kepada rakyat yang sekarang membutuhkan tambahan penghasilan,” kata Sandiaga Uno.

Sandiaga saat ini sedang menyiapkan langkah-langkah dengan pihak terkait untuk menciptakan travel patter sehingga wisatawan dapat berkunjung ke beberapa tempat wisata di sekitar Candi Borobudur dengan sistem paket wisata.

Langkah-langkah yang diambil antara lain mengundang investasi di bidang augmented reality dan virtual reality yang diterapkan dalam museum tiga dimensi untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat agar dapat merasakan sensasi membaca relief-relief Candi Borobudur secara maya.

“Ini sangat mengandung kearifan lokal yang dimiliki oleh bangsa kita,” ucap Sandi.

Selain itu, pihaknya juga mengedepankan kondaraan listrik sebagai alat transportasi di kawasan Candi Borobudur.

Kemudian terdapat 24 desa wisata dan 20 Balai Ekonomi Desa (Balkondes) di sekitar Borobudur yang dikembangkan agar para wisatawan dapat merasakan sensasi tinggal di desa wisata.

Sandiaga menegaskan bahwa penentuan tiket Candi Borobudur tidak dikomersilkan. Alasannya jelas, yakni atas dasar menjaga masa depan Candi Borobudur.

“Kita perlu sama-sama bergandengan tangan. Jangan saling menyalahkan, jangan saling mencaci maki apapun, apalagi menuduh bahwa ini adalah dalam rangka komersialisasi,” ungkap Sandiaga Uno.