Industri perikanan dan kelautan di Kota Tidore patut berbangga. Melalui visi dan misi sebagai salah satu kota Jasa Berbasis Agromarine, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Tidore Kepulauan (Tikep), Maluku Utara (Malut) menggandeng investor asal China untuk melakukan pengembangan potensi perikanan dan kelautan di Tidore.
Kerjasama antara DKP Tidore dan investor asal China sampai saat ini masih dalam proses. Pihak DKP baru saja mengirimkan draft kerjasama kepada investor yang nantinya akan digunakan sebagai kesepakatan kerjasama pengembangan potensi perikanan dan kelautan di Tidor.
“Komunikasi kami bangun ini dengan Mr Cen yang sangat tertarik dengan potensi kelautan di Tidore. Bahkan setelah melihat draf kerja sama itu mereka langsung mengundang walikota untuk hadir ke China, tapi pak walikota maunya harus ada action lebih dulu,” kata Hamid.
Nantinya proyek kerjasama tersebut lebih mengarah kepada pengembangan infrastruktur nelayan, kemudian disepakati juga bahwa Tidore akan menjadi salah satu embrio perikanan di Provinsi Maluku Utara dan membangun Pusat Pendaratan Ikan (PPI) di Tidore.
DKP Tidore sendiri memprediksikan bahwa kerjasama ini mulai berjalan pada awal tahun 2019. Semua persiapan sedang dilakukan agar nantinya saat proses pelaksanaan tidak ada kendala yang mengganggu.
Pemerintah Tidore memang benar-benar sedang mengembangkan potensi yang terkandung di Tidore. Arahan ini memang sesuai dengan arahan presiden Joko Widodo untuk seluruh daerah di Indonesia benar-benar Pro Investasi.
Sebelumnya Pemerintah Kota Tidor sendiri sudah menjalin kerjasama dengan PT Halmahera Jaya Gemilang (PT HJG) dan Investor Brunei Darussalam BIMP-EAGA Business Council dalam berbagai bidang investasi senilai Rp28 triliun.
Dalam Memorandum of Agremeent (MoA) tercatat sepuluh kerja sama yang akan dilakukan mencakup agribisnis, perkebunan, peternakan, perikanan, akuakultur, pertambangan, infrastruktur strategis, pariwisata, pendidikan dan kesehatan.