Perusahaan Internasional Investasi di Indonesia Rp 220 Triliun

Kabar menggembirakan datang dari investasi di Indonesia. Baru-baru ini di sela-sela ajang internasional IMF-World Bank Bali 2018 ini beberapa perusahaan internasional menandatangani perjanjian kerjasama investasi dengan 14 BUMN untuk beberapa proyek infrastuktur di Indonesia.

Menteri BUM Rini Soemarno menyebutkan bahwa nantinya kerjasama investasi dengan perusahaan asing ini akan terdiri dari model kerjasama strategic partnership, project financing, dan pembiayaan alternatif melalui pasar modal.

Untuk sektor proyek infrastruktur yang termasuk dalam kerja sama investasi ini di antaranya migas, hilirisasi pertambangan, pariwisata, bandar udara, kelistrikan, pertahanan, jalan tol, hingga manufaktur.

Beberapa sektor infrstauktur ini memang sedang dikebut oleh pemerintah untuk segerea terealisasikan untuk beberapa tahun kedepan agar tujuan dari pembangunan infrastruktur untuk pemerataan ekonomi masyarakat bisa berjalan beriringan.

Berikut rincian 19 transaksi hasil kerja sama investasi tersebut:

– GMF AeroAsia dengan Airfrance Industries KLM Engineering and Maintenance (nilai investasi 400 juta dollar AS) – GMF AeroAsia dengan PT China Communication Construction Indonesia (nilai investasi 500 juta dollar AS)

– Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) dengan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) (nilai investasi mencapai 248,4 juta dollar AS)

– Menjangan Group bersama ITDC dengan Amorsk Group (nilai investasi mencapai 310 juta dollar AS) – PT Wijaya Karya (Persero) bersama ITDC dengan Menjangan Group (nilai investasi mencapai 198 juta dollar AS) – PT Pindad (Persero) dengan Waterbury Farrel (nilai investasi mencapai 100 juta dollar AS)

– PT Aneka Tambang Tbk dengan Ocean Energy Nickel International Pty Ltd (nilai investasi 320 juta dollar AS – PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero) dengan Alumunium Corporation of China Limited (nilai investasi 850 juta dollar AS)

– PT KAI (Persero) dengan Progress Rail (nilai investasi mencapai 500 juta dollar AS)

– PT Boma Bisma Indra (Persero) dengan Doosan Infracore Co. Ltd (nilai investasi 185 juta dollar AS)

– PT Jasa Marga (Persero) Tbk bersama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dengan Otoritas Jasa Keuangan (nilai investasi 112 juta dollar AS)

– PT Jasa Marga (Persero) Tbk bersama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dengan AIA, Allianz Life, IIF, Taspen, dan Wana Artha (nilai investasi 224 juta dollar AS)

– PT Pertamina (Persero) dengan CPC Corporation Taiwan (nilai investasi mencapai 6,5 miliar dollar AS) – PT PLN (Persero) dengan KfW (nilai investasi 150 juta euro)

– PT Hutama Karya (Persero) dengan PT Bank Mega Tbk (nilai pinjaman untuk investasi 523 juta dollar AS dan pinjaman CDS 392 juta dollar AS)

– PT Hutama Karya (Persero) dengan Permata Bank, ICBC, dan MUFG bersama PT Sarana Multi Infrastruktur (nilai fasilitas pembiayaan mencapai 336 juta dollar AS)

– PT Hutama Karya (Persero) dengan Bank Mandiri, BRI, BNI, CIMB Niaga bersama PT Sarana Multi Infrastruktur (nilai pinjaman untuk investasi mencapai 684 juta dollar AS dan pinjaman CDS mencapai 388 juta dollar AS) – PT Sarana Multi Infrastruktur dengan Maybank Indonesia (sharia cross-currency hedging dengan coverage value 128 juta dollar AS) – PT Angkasa Pura II bersama Danareksa Sekuritas dengan calon investor yang masih dalam proses bidding (strategic partnership di industri kebandarudaraan dengan nilai investasi mencapai 500 juta dollar AS)