Industri pesawat Indonesia patut berbangga. PT Dirgantara Indonesia sebagai perusahaan milik Negara yang fokus untuk merakit pesawat di Indonesia ternyata sudah mampu ekspor pesawat ke beberapa Negara di Asia.
PT Dirgantara Indonesia yang didirikan oleh BJ Habibie pada tanggal 23 Agustus 1976 sampai saat ini sudah memproduksi 431 unit pesawat dan 48 unit diantaranya sudah diekspor ke beberapa Negara pembeli sepertii Korea Selatan, Malaysia, Turki dan Uni Emirat Arab.
Berita ini sungguh membanggakan bagi bangsa Indonesia dengan cita-cita luhur pendiri PT DI yaitu BJ Habibie agar industri pesawat Indonesia mampu berkata banyak dikancah internasional.
Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Elfien Goentoro menyebutkan bahwa untuk produksi tahun 2019 saja sudah ada sekitar 4 unit pesawat yang sudah dipesan yaitu 2 unit CN235 pesanan Senegal dan 2 NC212i pesanan Thailand.
Harga CN235 yang dikirim ke Senegal dijual dengan harga US$ 25 juta atau Rp 380,5 miliar, dan yang dijual ke Nepal lebih mahal yakni sekitar US$ 30 juta karena konfigurasi berbeda. Sedangkan untuk harga dari NC212i dibanderol dengan harga US$ 12.
Elfien Goentoro berharap PT Dirgantara Indonesia mampu terus berkembang dan mendapat dukungan penuh dari pemerintah untuk memasok dan memproduksi pesawat untuk diekspor. Sampai saat ini PT DI sudah mendapatkan dukungan dari Lembaga Penjamin Ekspor Indonesia (LPEI) melalui National Interest Account (NIA).
Dukungan ini diharapkan akan terus semakin kuat kedepannya karena untuk memproduksi dan membuat pesawat memang membutuhkan dana yang sangat besar bisa ratusan miliar untuk satu unit pesawat saja. Memang sekarang ini masih bisa dibilang sangat terbatas sehingga produksi pun belum bisa terlalu banyak, namun dengan dukungan dari pemerintah dan lembaga terkait bukan tidak mungkin PT Dirgantara Indonesia mampu menjadi salah satu produsen pesawat terbesar di Asia.