Memasuki tahun politik, kinerja sektor otomotif diramalkan lesu hingga pertengahan tahun. Namun demikian, hal ini tidak dapat berpengaruh terlahap prospek emiten otomotif 2019.
Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengungkapkan bahwa kekhawatirkan dari iklim pemila yang cukup manas beberapa bulan terkahir adalah kecenderungan wait and see dari para investor. Hal tersebut dapat sekaligus laju pertumbuhan ekonomi Tanah Air. Menurutnya pemilu mampu berpengaruh terhadap sektor otomotif, namun tidak secara langsung.
Salah satu kompnen yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Tanah Air adalah pada konsumso rumah tangga, termasuk belanja kendaraan bermotor. Sehingga saat laju pertumbuhan ekonomi melambat, maka dapat dipastikan konsumsi masyarakat berkurang.
Selain itu, pertumbuhan realisasi investasi sektor rill dikhawatirkan tertahan pada tahun politik. Hal tersebut berpotensi mengurangi permintaan kendaraan bermotor. Dampak yang terjadi tidak signifikan, terlebih lagi asumsi APBN 2019 pertumbuhan ekonomi diramalkan masih di atas 5% dan sukubunga serta inflasi akan tetap stabil.
Menurut Voldy, daya beli akan terus tumbuh hingga 2019. Sementara bunga kredit kendaraan bermotor akan terus stabil. Di sisi lain sejumlah brand besar juga berencana untuk merilis model baru. Salah satunya adalah PT Astra International Tbk (ASII) yang di yakini mampu mendorong kinerja sektor otomotif pada tahun 2019. Rekomendasi tersebut dapat trading buy mulai saat ini, yakni dengan menjual ketika harga naik pasca ASII rilis model baru.
Head of Communications ASII Boy Kelana Soebroto mengungkapkan bahwa pada tahun politik ini tidak ada strategis khusus dari perusahaan. Dirinya yakin bahwa pemilu tahun ini akan berjalan kondusif dan untuk penjualan roda empat dapat sesuai harapan.
Boy menambahkan bahwa pada tahun ini Gabungan Industri Kendaraan Bermotor memproyeksikan penjualan roda empat nasional mencapai 1,1 juta unit. Angka tersebut tidak dapat berubah dari proyeksi penjualan 2018.
Pihaknya memiliki proyeksi pasar otomotif nasional yang sama dengan asosiasi. ASII membukukan kenaikan pendapat hingga 16,4% atau sebanyak Rp 174,88 triliun pada kuartal II 2018. Sementara untuk laba bersih emiten membukukan kenaikan Rp 17,07 triliun.