Ini Alasan Tata Kelola Perusahaan Berpengaruh Terhadap Pergerakan Saham

Indonesia Institue for Corporate Directorship (IICD) telah memberikan penghargaan terhadap sejumlah emiten dengan menerapkan good corporate governance (GCG) atau tata kelola perusahaan yang baik. Penghargaan tersebut diberikan secara rutin setiap tahun untuk mendorong emiten menerapkan CGC dan sebagai pegangan bagi investor sebelum memilih saham.

Tata kelola perusahaan yang baik adalah yang dapat memberikan keuntungan lebih bagai para investor. Menurut survey konsultan menajemen global McKinsey menunjukkan bahwa ada banyak investor global yang siap untuk membayar harga premium hingga 40% untuk saham emiten yang telah memiliki tata kelola perusahaan yang baik.

Analis Reliance Sekuritas Kornelis Wicaksono menjelaskan bahwa dengan penghargaan dari IICD tersebut maka hal ini dapat sebagai sentimen positif bagi pemegang saham atau investor. Namun yang perlu diketahui adalah tata kelola yang baik belum tentu akan bergerak naik. Yang pasti tata kelola perusahaan yang baik dapat menjadi peran penting untuk menarik investor.

Kepada Risek Koneksi Capital Alfref Nainggolan mengungkapkan bahwa penerapan tata kelola perusahaan hang baik oleh suatu emiten belum menjadi katalis yang kuat untuk pergerakan sahamnya. Terdapat lima prinsip dala tata kelola perusahaan yang baik, antara lain kejujuran, transparansi, tanggung jawab, akuntabilitas, dan independensi. Prisip-prinsip tersebut bermuara pada tujuan perusahaan memaksimalkan nilai pemegang samah.

Analis Senior CSA Research Intitute Reza Priyambada mengunkapkan bahwa penilaian tata kelola perusahaan yang dilakukan oleh IICD lebih ke arah pada kepatuhan perusahaan terhadap regulasi yang ada.

Ada anggapan bahwa tata kelola yang baik kinerja keuangan juga dapat lebih baik, namun kenyataanya tidak demikian. Banyak hal lain yang berpengaruh terhdapa kinerja keuangan perusahaan agar baik dan sehat. Menurutnya pemilihan saham oleh investor tentu mempertimbangkan banyak aspek.

Aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan dalah pertumbuhan kinerja keuangan, likuiditas, volume jual beli, sentimen, berita terkait kondisi perekonomian global, hingga perkembangan sektor usaha emiten yang lebih dipertimbangkan oleh investor sebelum memutuskan saham mana yang dipilih.