Hilirisasi Bidang Pertanian: Ekspor Komoditas ke 37 Negara Capai Rp2,294 Triliun

Program Merdeka Ekspor yang digulirkan oleh Kementerian Pertanian berhasil mendorong ekspor komoditas pertanian Indonesia ke 176 negara dengan total nilai transaksi mencapai Rp12,45 triliun. Dalam upaya meningkatkan hilirisasi di sektor pertanian, ekspor dilakukan dengan mengutamakan komoditas seperti Durian, Jahe, Pakan Ternak, dan Tepung Tulang. Pada tahap puncak program ekspor ini, Wakil Presiden Maruf Amin mengambil peran dalam melepas ekspor komoditas pertanian ke 37 negara dengan total nilai Rp2,294 triliun. Acara ini berlangsung di Terminal Petikemas, Koja, Pelabuhan Tanjung Priuk, Jakarta Utara.

Maruf Amin mengungkapkan harapannya bahwa kegiatan ekspor ini akan memberikan dampak positif dalam meningkatkan hilirisasi di bidang pertanian. Dengan meningkatkan ekspor pertanian, upaya hilirisasi juga akan turut mendorong perkembangan usaha dan peningkatan pendapatan masyarakat kecil.

“Dengan ekspor yang kita lakukan, kita harapkan komoditas pertanian tidak hanya diekspor dalam bentuk mentah, tetapi sudah dihilirisasi,” ungkap Maruf Amin dalam keterangan resminya pada Selasa (15/8/2023).

Ia juga mengapresiasi sektor pertanian yang tetap kokoh sebagai penopang ekonomi selama masa pandemi, menjaga ketersediaan komoditas dalam negeri, dan mampu menjalankan ekspor komoditas pertanian dengan baik. “Pandemi tidak menghentikan sektor pertanian, tetapi justru membuatnya bertahan dan tumbuh. Ini merupakan hal yang patut kita syukuri, karena selain memenuhi kebutuhan pangan di dalam negeri, beberapa komoditas juga diekspor ke negara tetangga,” tambahnya.

Maruf Amin juga menegaskan perlunya fokus pada hilirisasi produk pertanian dengan nilai tambah yang lebih tinggi. Ia menggarisbawahi pentingnya peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam mendorong hilirisasi di sektor pertanian Indonesia. “Kami ingin hilirisasi produk pertanian ini dapat membantu masyarakat kecil yang berproduksi, sehingga produknya bisa diolah dan diekspor. Hal ini akan membantu usaha masyarakat, terutama UMKM,” ungkapnya.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo juga menegaskan bahwa program ekspor pertanian akan terus ditingkatkan dengan fokus pada pengembangan hilirisasi produk jadi, sesuai arahan dari Presiden dan Wakil Presiden. “Kemajuan ekspor pertanian kita harus lebih kuat. Kita harus berkompetisi dengan negara lain. Ini adalah hasil dari proses dan kerja keras yang patut dibanggakan,” tegasnya.

Syahrul juga menjamin ketersediaan pangan strategis untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Dengan stok ketersediaan pangan yang mencukupi, terutama pada 12 komoditi strategis, masyarakat dijamin mendapatkan pasokan pangan yang aman dan cukup.

Dalam beberapa tahun terakhir, ekspor komoditas pertanian mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2020, ekspor mencapai Rp451,77 triliun, naik 15,79% dari tahun sebelumnya. Pada 2021, ekspor pertanian mencapai Rp616,35 triliun, naik 36,43% dari tahun sebelumnya. Pada 2022, ekspor pertanian mencapai Rp658,18 triliun, naik 6,79% dari tahun sebelumnya. Tren positif ini juga terus berlanjut pada tahun 2023, dengan realisasi ekspor pertanian periode Januari-Juni mencapai Rp260,33 triliun dan optimis untuk terus meningkat.

Dalam acara ini, Wakil Presiden memberikan penghargaan Adikarya Naraya kepada beberapa pihak yang berkontribusi dalam upaya hilirisasi industry pertanian di Indonesia, termasuk para pejabat dan institusi terkait. Dengan upaya terus meningkatkan ekspor komoditas pertanian dan mendukung hilirisasi produk pertanian, Indonesia mengukuhkan posisinya sebagai negara produsen dan eksportir komoditas pertanian yang kuat dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.